Kebohongan
Yang diBenarkan dan Kebenaran yang Dibohongkan.
Seputar ulasan tentang sejarah yang
banyak menyimpan beribu pertanyaan, apakah ini kesalahan sejarah, kesalahan
individual, atau tentang penafsirannya. Mereka yang menganggap sejarah itu
tidak penting dikarenakan mereka disuntik agar diperdaya untuk mengacuhkan
sejarah dan membalikkan mata secara kasat tanpa kita ketahui bahwa sejarah lah
yang mengatur dunia ini.
Sejarah? Apakah Sejarah itu? Sejarah
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa masa lalu untuk
pembenahan di kehidupan yang akan datang. Sejarah menurut paradigma saya,
merupakan ilmu dunia yang mengatur pola pikir manusia. Jika sejarah dibalikkan
dari kebenerannya sudah pasti pola pikir manusia akan berubah juga.
Ada apa sebenarnya dengan Sejarah? Apakah kita tidak mencoba merasakan adanya pembalikan dari Ilmu Sejarah atau Sejarahnya?
Di beberapa tahap
pendidikan saya selalu mengulas dan membaca tentang sejarah, tetapi selalu saja
ada penyimpangan yang tak tersimpulkan dari wacana pembahasan. Nilai sejarah
seakan dibalikkan dari kebenarannya, jika saja kita menarik perhatian sejenak
tentang Sejarah dan mencari tau kebenaran nya bisa jadi kita adalah orang yang
paling menyesal mempelajari nya. Sedikit kita ranahkan penulisan ini dengan
contoh contoh yang mungkin dapat berguna sebagai nilai pembanding nya. Misalnya
pada Sejarah Indonesia? Saya pernah berdiskusi dengan teman saya beberapa pekan
terakhir sebelum saya menuliskan ini. Disekitar pepohonan rindang kami mulai
membahas topik tentang Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Didalam buku
akademik jarang sekali membahas tentang bagaimanakah bisa mazhab bisa
berkembang luas di Indonesia? Ini yang menjadi titik acuan kami untuk berdiskusi.
Jika membalik
kembali benang merah masuknya islam masih banyak kontroversial dalam
penulisannya, misalnya kerajaan Islam masuk pada abad ke 13, tetapi apakah
pengertian masuk tidak berbeda dengan perkembangan? Jika kita membaca atau
mengupas kembali tentang kerajaan Samudra Pasai dituliskan bahwa kerajaan
samudra pasai berdiri pada 1275 Masehi, nah yang menjadi pertanyaan kembali,
apakah setelah mendirikan kerajaan itu yang dikatakan masuknya peradaban? Setelah
menggunakan beberapa referensi dan mengumpulkan beberapa argument, bila raja
masuk islam maka peradaban itu masuk, boleh dikatakan kemungkinan bisa jadi. Karena
jika raja masuk islam maka rakyat masuk islam? Benar. Namun dalam sisi pandang
lain apakah raja atau rakyat yang menentukan, bukankah perkembangan Islam
didahulukun kepada rakyat? Nah ini merupakan ketimpangan yang tidak pernah
jelas kebenarannya, atau saja kebenerannya diragukan. Beralih ke pada mazhab
setelah islam berkembang, boleh dikatakan bahwa Islam Masuk pada abad 13, nah
kembali lagi bertanya, mengapa harus mazhab syafii yang berkembang? Kenapa tidak
yang lain? Kalau kita kaji secara dalam kita dapat melihat secara jelas.
Misalnya yang sering digunakan dalam
teori masuknya islam yaitu teori Gujarat, boleh saja dalam pemebenaran
pandangan masing masing, namun didalam referensi yang kami bedah, dan juga
dalam kajian Ibnu Batutah dan Buya Hamka didapati pada kisaran itu tepat abad
ke 13 jelas sekali mazhab yang digunakan oleh orang orang Gujarat di negaranya
adalah Mazhab Syiah, sedangkan di Indonesia pada kerajaan Samudra Pasai sudah
mulai menggunakan Mazhab Syafii. Sepertinya tidak ada penyimpulan dan akhir yang
jelas pada pembahasan ini.
Analisis
Bahan : Buku Api Sejarah karya Ahmad Surya Negara hal
117-119
Sekularisme
Karya Ismail Al-Kila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar